Hidup yang tak terrefleksi adalah hidup yang tak pantas dijalani klik di sini

Landasan penelaahan ilmu : Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi

Kamis, 21 Juni 2012


Filsafat ilmu merupakan kajian atau telaah secara mendalam terhadap hakikat ilmu. Filsafat ilmu hendak menjawab pertanyaan – pertanyaan mengenai hakikat ilmu tersebut, antara lain : a. objek apa yang ditelaah ilmu b. bagaimana memperolehilmu c. untuk apa ilmu digunakan.
Landasan Penelaahan Ilmu
            Landasan ilmu itu adalah sebagai berikut :
1.      Landasan ontologis adalah tentang objek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tia ilmu harus mempunyai objek penelaahan yang jelas. Karna diversivikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.
2.      Landasan epistemologi adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum metode ilmiah pada dasarnya untuk semua disiplin ilmuyaitu berupa proses kegiatan induksi-deduksi-verifikasi seperti telah diuraikan di atas.
3.      Landasan aksiologi adalah hubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Denganperkataan lain, apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam meningkakan kualitas hidup manusia.
Ontologi Ilmu
            Ontologi terdiri dari suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuai yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Menyoal tentang wujud hakiki objek ilmu dan keilmuan (setiap bidang ilmu dalam jurusan dan program studi) itu apa? Objek ilmu atau keilmuan itu adalah dunia empirik, dunia yang dapat dijangkau pancaindra. Jadi objek ilmu adalah pengalaman indrawi dengan kata lain ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud dengan berdasarkan pada logika semata. 
tersedia dalam bentuk slide DOWNLOAD FILE

            Dari teori hakikat (ontologi) ini kemudian muncullah beberapa aliran dalam filsafat, antara lain : 1. Filsafat Materialisme 2. Filsafat Idealisme 3. Filsafat Dualisme 4. Filsafat Skeptisisme 5. Filsafat Agnostisisme.
            Jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa pokok permasalahan yang menjadi objek kajian filsafat mencakup tiga segi, yakni ; Logika (benar-salah) Etika (baik-buruk) dan Estetika (indah-jelek).
Epistemologi Ilmu
            Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Jad epistemologi adalah ilmu nyang membahas tentang cara memperoleh pengetahuan, hakikat pengetahuan dan sumber pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti atau membahas tentang cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan adalah dengan metode non-ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara penemuan secara kebetulan; untung-untungan (trial and error); akal sehat (common sense); prasangka; otoritas (kewibawaan); dan pengalaman biasa.
            Menurut Keith Lehrer secara historis terdapat tiga perspektif dalam epistemologi yang berkembang di barat, yaitu :
1.      Dogmatic epistemology adalah pendekatan tradisional terhadap epistemologi, terutama Plato. Dalam perspektif ini metaphysics (ontologi) diasumsika dulu ada, baru kemudian ditambahkan epistemologi.
2.      Critical epistemology adalah revolusi dari epistemologi dogmatik ke epistemologi kritis diperkenalkan oleh rene descartes. Descartes membalik epistemologi dogmatik dengan menanyakan apa yang dapat kita ketahui sebelum menjelaskan.
3.      Scientific epistemology pertanyaan utama epsitemologi jenis ini: Apa yang benar-benar sudah kita ketahui dan bagaimana cara kita mengetahuinya? Epistemology ini tidak peduli apakah batu di depan mata kita adalah penampakan atau bukan. Yang ia urus adalah bahwa ada batu di depan mata kita dan kita teliti secara sainstifik.
Aksilogi Ilmu
            Aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi atau nilai suatu kehidupan. Aksiologi disebut juga teori nilai, karena ia dapat menjadi sarana orientasi manusia dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, yakni bagaimana manusia harus hidup dan bertindak? Teori nilai atau aksiologi ini kemudian melahirkan etika dan estetika. Dengan kata lain, aksiologi adalah ilmu yang menyoroti masalah nilai dan kegunaan ilmu itu berguna untuk peningkatan kualitas kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia atau tidak. Nilai- nilai bertalian dengan apa yang memuaskan keinginan atau kebutuhan seseorang, kualitas dan harga sesuatu.
Relevansi Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Dengan Ilmu Politik
            Ontologi, epistemologi dan aksiologi ketiga adalah sama-sama mempelajari tentang hakikat manusia dalam masyarakat politik. Ilmu politik berelevansi dengan ontologi karena ontologi mempelajari sesuatu yang berbeda, misalnya ilmu politik mempelajari tentang semua teori politik pada masa yang lalu, sekarang dan yang akan datang. Dalam ontologi membahas segala sesuatu atau berdasarkan beberapa aliran, ada yang mengemukakan bahwa segalanya berasal dari satu sumber. Pertama aliran monisme adalah aliran yang berpendapat bahwa hanya ada satu substansi, kedua aliran dualisme adalah aliran yang berpendapat bahwa ada dua substansi, ketiga adalah aliran pluralisme yang menyatakan bahwa ada banyak sbstansi.
            Inti dasar epistemologi ini adalah agar dapat ditentukan bahwa dalam menjelaskan objek formulanya, telaah ilmu politik dan antropologi tidak hanya mengembangkan ilmu terapan melainkan menuju kepada telaah teori dan ilmu politik dan sebagai ilmu otonom yang mempunyai objek formil sendiri atau problematika sendiri sekalipun tidak dapat hanya menggunakan pendekatan kuantitatif ataupun ekspremental. Dengan demikian uji kebenaran pengetahuan sangat diperlukan secara korespodensi, secara koheren dan sekaligus secara praktis atau pragmatis.
Relevansi Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Dengan Ilmu Antropologi
            Relevansi antropologi dengan ketiga landasan tersebut adalah sama-sama mempelajari tentang manusia. Antropologi berelevansi dengan ontologi karena ontologi mempelajari sesuatu yang berbeda.
            Jika seseorang bertanya apa hakikat manusia maka jawabannya berupa filsafat, dalam hal ini bukanlah susunan organisme tubuh lagi yang dikemukakan, kebudayaan dan hubungannya dengan manusia, tetapi hakikat manusia yang ada dibalik tubuh itu sendiri, kebudayaan dan hubungan tadi. Anton Bakker, dosen Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada menggunakan istilah “antropologi metafisik” untuk memberi nama kepada macam filsafat ini. Jawaban yang dikemukakan antara lain :
1.      Monisme yang berpendapat manusia terdiri dari satu asas, misalnya jiwa.
2.      Dualisme yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang masing-masing tidak berhubungan satu sama lain, misalnya jiwa-raga.
3.      Triadisme yang mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tiga asas, misalnya badan, jiwa dan roh.
4.      Pluralisme yang mengajarkan bahwa manusia terdiri dari banyak asas, misalnya api, udara, air dan tanah.

Artikel Terkait



0 komentar:

momentum © 2010 Template by:
Wardaniyanto Dot Com