Hidup yang tak terrefleksi adalah hidup yang tak pantas dijalani klik di sini

Menemukan Konsep Kunci, Sebuah Strategi Membaca

Rabu, 09 Februari 2011

Ketika kita membaca buku yang dikarang oleh seorang pengarang, Yusuf Qaradawi misalnya, biasanya kita tidak mencukupkan diri hanya sekedar membaca satu buku yang dikarangnya. Biasanya kita tertarik kembali untuk membaca buku-buku karangannnya yang lain. Buku-buku karangan tokoh itu kemudian membentuk semacam jaringan. Jaringan pengetahuan. Jaringan itu disatukan oleh konsep-konsep kunci yang muncul (digunakan kembali) di buku-buku itu. Konsep-konsep kunci itu merupakan konsep-konsep metodologis yang melaluinya tokoh pemikir itu menganalisa problematika yang tengah di bahas.

Sebagai ilustrasi, pembahasan Yusuf Qaradawi dalam buku Fiqh Prioritas, Fiqh Ikhtilaf, Prioritas Gerakan Islam atau buku-bukunya mengenai kebangkitan Islam dan fiqh berakar pada konsep kunci mengenai fiqh baru yang moderat. Konsep ini akan muncul di hampir semua buku yang beliau tulis. Konsep kunci ini juga menjadi bagian dari metodologinya untuk menggarap (analisa dan pemecahan) masalah yang tengah digeluti atau ditanyakan kepadanya. Tentu saja konsep kunci itu tidak mesti satu saja, bisa lebih dari itu. Ini akan tampak jika kita memperhatikan perulangan-perulangan munculnya konsep ini dalam berbagai buku yang dikarang beliau.

Membaca Bennabi kita akan menemukan konsep peradaban = manusia + tanah + waktu, konsep jaringan sosial, konsep siklus peran spiritual, akal dan naluri; konsep interaksi antara tiga dunia (pribadi, pemikiran dan benda); sebagai konsep-konsep kunci yang digunakannya untuk menggarap problematika yang menjadi konsentrasi pada buku-bukunya. Ketika membahas masalah kebudayaan, problem pemikiran di dunia Islam, syarat-syarat kebangkitan, lahirnya masyarakat; konsep-konsep kunci di atas akan sering kita jumpai.

Muhammad Qutb memiliki pendekatan metodologi yang khas dalam membahas permasalan. Ide mengenai jahilyah, jahiliyah modern, konsepsi mengenai la ilaha illallah dan Islam sebagai lawan dari jahilyah; melandasi hampir semua bukunya. Demikian juga ketika kita membaca seri biografinya Abbas Mahmud Al Aqqad. Konsep kepahlawanan, kunci kepribadian menjadi dasar dia melakukan pembahasan biografis para tokoh.

Membaca Erich Fromm kita akan menemukan konsep kunci tentang dua orientasi utama kepribadian, orientasi menimbun atau memiliki dan orientasi produktif atau menjadi. Konsep ini juga tersebar di pembahasan-pembahasannya tentang lari dari kebebasan, masyarakat yang sehat, atau tentang cinta. Bagi Peter F. Drucker konsep perbedaan antara efisien dan efektif, manajemen sebagai praktek dan teori bisnis merupakan konsep-konsep kunci yang tersebar di berbagai bukunya.

Tentu saja muatan masing-masing konsep kunci itu mesti dipahami seelaboratif mungkin. Tidak sekedar yang terbayang sekilas dalam konotasi istilahnya.

Konsep-konsep kunci ini membentuk semacam batang tubuh pemikiran tokoh kita. Darinya cabang-cabang permasalahan kemudian bisa dipecahkan. Melalui konsep-konsep kunci ini kita juga bisa “menebak” alur bagaimana yang akan digunakan oleh tokoh kita ketika terbit bukunya yang baru atau ketika menemukan karya yang belum pernah kita baca

Artikel Terkait



0 komentar:

momentum © 2010 Template by:
Wardaniyanto Dot Com